Awalnya korban tak berani melaporkan kejadian itu kepada orang tuanya. Namun, kabar itu akhirnya sampai ke orang tuanya. Tak terima atas apa yang menimpa anaknya, orang tua korban dan warga tempat korban tinggal langsung melaporkan kejadian itu ke Polres Serang pada 28 Februari 2013 lalu.
"Warga mengajak untuk di visum, setelah itu bersama warga melapor ke Polres Serang dah sampai sekarang saya belum mengetahui hasil visumnya seperti apa. Semuanya diserahkan kepada polisi untuk diproses lebih lanjut," ujar Hasanudin, orang tua korban, Jumat (1/3).
Gadis berusia 16 tahun itu tinggal di Kecamatan Tunjungteja, Kabupaten Serang, Banten. Menurut korban, peristiwa nahas itu terjadi pada awal Februari lalu. Saat itu, korban dijemput teman sekolahnya berinisial E, dari rumahnya pada pukul 19.30 WIB, dan diajak ke gubuk depan sekolahnya.
"Awalnya dia SMS ngajak ketemuan sama temannya, karena sudah malam saya tolak. Tapi dia memaksa malah menjemput di depan rumah dan saya diajak ke gubuk depan sekolah," katanya.
Setibanya di gubuk, ternyata sudah ada dua orang yang menunggu. Tak lama kemudian, empat pelaku lain datang ke gubuk yang setiap siang harinya dijadikan tempat berjualan oleh warga.
"Karena sudah malam saya minta diantar pulang. Tapi mereka bilang masih sore. Baru setelah itu dua orang duduk di samping saya dan memegangi tangan saya. Saya berontak tapi tidak kuat," ungkapnya.
Sebelum tak sadarkan diri, korban masih ingat tiga orang yang memperkosanya. Setelah puas melampiaskan nafsu bejatnya, para pelaku mengantarkan korban ke rumah teman wanitanya berinisial IS.
"Saya ingat ada tiga orang, setelah itu saya lupa karena tak sadarkan diri," katanya.
sumber: medeka.com